Bom Waktu USD300 Miliar Siap Meledak Di Pasar Obligasi!!! Amerika Serikat

Berdasarkan data IMF:

April 2025 (+60 bps): Masih kecil, kayak goyangan kecil di pasar.

Maret 2020 (+80 bps): Mulai terasa panik, dana keluar makin banyak.

Skenario 99% (+100 bps): 💥 BOOM! Penjualan paksa bisa tembus US$300 miliar mayoritas dari obligasi pemerintah AS (US Treasuries).

🔥 Artinya apa?
Kalau bunga naik drastis atau investor panik, manajer investasi terpaksa jual obligasi buat cairin dana. Efek domino-nya:

Harga obligasi bisa anjlok 📉

Imbal hasil (yield) melonjak ⚡

Pasar saham ikut goyah karena uang kabur dari aset berisiko 😬

🇮🇩 Dampak ke Pasar Indonesia (IHSG)
Dampak dari gejolak pasar obligasi global (terutama AS) ini sangat terasa ke pasar domestik kita:

Pelemahan Rupiah & Capital Outflow: Ketika obligasi AS menawarkan yield lebih tinggi, dana asing cenderung keluar dari Indonesia (capital outflow), menekan Rupiah (USD/IDR naik) dan membuat pasar obligasi dan saham domestik (IHSG) ikut tertekan.

Tekanan Suku Bunga BI: Untuk menjaga Rupiah dan daya tarik SBN (Surat Berharga Negara), Bank Indonesia (BI) mungkin terpaksa menaikkan suku bunga acuan. Hal ini bisa mengerem pertumbuhan ekonomi dan membebani emiten dengan utang besar.

Volatilitas IHSG: Sektor yang sensitif terhadap suku bunga dan nilai tukar, seperti properti dan perbankan, akan mengalami volatilitas tinggi.

💬 Singkatnya:

Krisis di reksa dana bisa nyebar ke pasar obligasi global, dan akhirnya ngeguncang saham dan pasar domestik (IHSG) juga. Jadi jangan heran kalau volatilitas pasar makin “ngegas” belakangan ini, tandanya investor global lagi waspada sama “bom waktu” di pasar utang. 💣📊

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *