Fenomena Backdoor Listing 2025: Daftar Emiten Incaran & Strategi Cuan Maksimal
16 NOVEMBER 2025
Jakarta – Tren Backdoor Listing kembali ramai di tahun 2025! Simak daftar lengkap emiten yang sedang diakuisisi (BLUE, DATA, IRSX, dll) serta 5 strategi jitu untuk meraih keuntungan dari aksi korporasi ini.
Apa Itu Backdoor Listing dan Mengapa Ramai di 2025?
Tahun 2025 dibuka dengan fenomena menarik di pasar modal Indonesia. Beberapa emiten dengan kapitalisasi pasar kecil hingga menengah (small–mid cap) mendadak menjadi incaran investor strategis.
Secara sederhana, Backdoor Listing adalah cara sebuah perusahaan tertutup (non-publik) untuk masuk ke bursa saham tanpa melalui proses IPO (Initial Public Offering) yang biasa. Caranya adalah dengan mengakuisisi emiten yang sudah terdaftar di bursa.
Jalan “tikus” ini banyak dipilih oleh perusahaan dari sektor teknologi, pertambangan, hingga properti karena dianggap lebih cepat dan efisien. Bagi investor ritel, ini adalah pedang bermata dua: peluang keuntungan (cuan) yang besar, atau risiko nyangkut yang tinggi.
Daftar Lengkap Emiten Target Backdoor Listing
Berdasarkan data pasar terbaru, berikut adalah daftar emiten yang sedang ramai “diserbu” oleh akuisitor baru. Simpan daftar ini untuk watchlist Anda:
| Kode Emiten | Calon Akuisitor / Investor Strategis | Status / Keterangan |
| BLUE | Dragonmine Mining | Rencana Akuisisi |
| DATA | Data Sinergitama Jaya | – |
| IRSX | Matra Tri Abadi | – |
| KOKA | Ningbo Lixing Enterprise Management | – |
| KRYA | Green City SG | – |
| LAPD | JSI Sinergi Mas | – |
| NINE | Poh Group | – |
| PGJO | Batu Investasi Indonesia | – |
| PIPA | Morris Capital | – |
Catatan Penting: Perubahan kepemilikan ini sering kali memicu volatilitas harga saham yang ekstrem. Pastikan Anda melakukan analisis mendalam sebelum memutuskan untuk membeli.
5 Strategi Cuan dari Saham Backdoor Listing
Memanfaatkan momentum akuisisi tidak bisa sembarangan. Berikut adalah panduan langkah demi langkah agar Anda tidak terjebak “beli di pucuk”:
1. Cek Rekam Jejak “Sang Pengakuisisi”
Langkah pertama dan terpenting adalah riset siapa yang mengambil alih emiten tersebut (Cek kolom Akuisitor pada tabel di atas).
- Apakah mereka grup bisnis besar?
- Apakah mereka memiliki modal kuat?
- Bagaimana track record mereka dalam membenahi perusahaan sakit (turnaround)? Jika akuisitor memiliki reputasi mentereng, potensi kenaikan harga saham biasanya lebih terjamin.
2. Pantau Aksi Korporasi Lanjutan
Backdoor listing hanyalah pintu masuk. Biasanya, aksi ini akan diikuti oleh serangkaian aksi korporasi lainnya, seperti:
- Perubahan lini bisnis utama (misal: dari properti jadi tambang).
- Rights Issue (Penerbitan saham baru).
- Perombakan jajaran manajemen. Momentum pengumuman aksi-aksi inilah yang sering menjadi trigger naik-turunnya harga saham.
3. Masuk di Awal Sentimen (Early Sentiment Play)
Saham backdoor listing sering kali naik bukan karena fundamental perusahaan saat ini, melainkan karena ekspektasi masa depan.
- Hindari FOMO: Jangan masuk saat harga sudah terbang tinggi.
- Timing: Masuklah saat volume perdagangan mulai menunjukkan kenaikan yang tidak wajar, namun harga belum meledak (breakout awal).
4. Terapkan Manajemen Risiko Ketat
Ingat mantra investasi ini: High Risk, High Return. Perusahaan yang menjadi target backdoor listing sering kali memiliki fundamental yang lemah atau bahkan “saham tidur” sebelumnya. Oleh karena itu:
- Batasi porsi modal Anda.
- Gunakan dana dingin (uang yang Anda siap merelakannya jika rugi).
- Disiplin cut loss jika skenario tidak berjalan sesuai rencana.
5. Pantau Keterbukaan Informasi Resmi IDX
Jangan hanya mengandalkan rumor di grup saham atau media sosial. Selalu verifikasi kabar akuisisi melalui laman resmi Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (IDX). Cuan yang konsisten datang dari informasi yang valid, bukan sekadar “konon katanya”.
Kesimpulan: Peluang atau Jebakan?
Fenomena Backdoor Listing di tahun 2025 menawarkan peluang menarik bagi trader yang jeli melihat pergerakan “bandar” dan investor strategis. Namun, tanpa riset yang kuat, Anda hanya akan menjadi penyedia likuiditas bagi pemain besar yang ingin exit.
Pantau daftarnya, cek volumenya, dan siap ambil momentum dengan bijak!
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan Anda.

